Sekelompok pemanah menunggang kuda mereka menuju sebuah tempat yang terkenal sebagai sarang perampok. Ketika sudah mendekati tujuan yang dimaksud, hari sudah gelap.
Mereka tidak mungkin lagi tiba di tujuan dengan suasana gelap seperti itu. Maka diputuskanlah untuk melepaskan tiga panah dari kejauhan ke tengah-tengah sarang perampok tersebut. Siapa tahu panah itu mengenai sasaran.
Pemanah pertama melesatkan panahnya dengan cepat sekali. Ia awali sebelumnya membaca ayat 16 surat Al-Hadid,
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?"
Berikutnya pemanah kedua juga tidak kalah gesit. Ia juga membaca sebuah ayat dalam surat Adz-Dzariyat,
"Maka segeralah kembali kepada Allah, sesungguhnya aku pemberi peringatan dari Allah untuk kalian."
Terakhir adalah pemanah ketiga. Seperti kedua sahabat yang sebelumnya, kali ini ia membaca surat Az-Zumar ayat 54 sebelum melayangkan panahnya,
"Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserahdirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tak dapat ditolong lagi."
Sayangnya ketiga anak panah tersebut tidak melukai seorang perampok pun. Rupanya kegelapan yang meliputi malam itu mengaburkan jarak pandang sasaran. Mereka akhirnya kembali pulang.
Tidak disangka, sang kepala perampok sejak tadi memperhatikan kehadiran para pemanah. Malam itu juga ia mengumpulkan anak buahnya.
"Sesungguhnya tiga panah tadi tidak ada yang mengenai tubuhku, tetapi panah-panah Allah dalam tiga ayat yang mereka bacakan tepat mengenai hatiku. Maka saksikanlah saat ini juga aku bertaubat kepada Allah dan berhenti menjadi perampok!"
Kelak sang kepala perampok menjadi ulama yang termasyhur, dialah Al-Imam Fudhail bin Iyad.
Saudaraku, bila di antara kita masih ada yang belum merutinkan membaca Al-Quran maka berubahlah hari ini juga. Karena masih banyak panah-panah Allah yang siap mengenai hati kita, tersembunyi pada ayat-ayat Al-Quran. Temukanlah panah-panah tersebut dalam tilawah kita.
@Arafat
No comments