SIAPA DIA CERMINAN SIAPA KITA
Bulan syawal merupakan bulan silahturahim, dimana anak perantauan pasti akan kembali ke tempat mereka asal. Tidak terkecuali saya bersama teman-teman yang lain.
Saya jadi teringat saat kejadian beberapa waktu yang lalu, dimana kita bersama rombongan yang satu pengajian sowan ke rumah kyai. Disana kita belajar bagaimana beliau memperlakukan tamu dengan sangat mulia. Setiap tamu yang hadir dapat merasakan dan menikmati ramah tamah bersama beliau.
Dalam pertemuan tersebut saya menjadi tahu jika selama ini beliau sangat dekat Syeikh Wahbah Az-Zuhaili, ulama terkenal Suriah penulis kitab Fiqhul Islam wa Adillatuh setebal 10 jilid.
Karena saat itu saya lebih fokus dirumah beliau melihat foto-foto yang terpajang didinding. Memang saya berusaha untuk mengenal para kyai yang pernah memberikan ilmunya, maka tatkala dirumah maka foto-foto menjadi pusat perhatian.
Bagaimana dengan teman-teman saya? Tentu akan berbeda satu dengan yang lain. Beberapa hari setelah kunjungan ada teman yang mengatakan bahwa sarung yang dikenakan pak kyai adalah tenun yang mahal dengan kualitas yabg tinggi. Mengapa ia begitu paham, karena teman saya memang pemilik toko pakaian yang berlokasi di tanah abang. Jadi wajar jika perhatiannya tertuju pada pakaian yang dikenakan pak kyai.
Berbeda dengan teman yang satu lagi. Ia sempat-sempatnya memperhatikan batu akik yang melingkar di jari pak kyai. Menurutnya, akik yang dipakai pak kyai terbuat dari jenis permata ruby. Maklum teman yang satu ini memang hobby dengan batu mulia.
Dari cerita diatas kita sudah mendapat contoh, bahwa seseorang akan memberikan penilaian yang berbeda tergantung kepada siapa yang menilainya. Penilaian kita, mencerminkan bagaimana diri kita sendiri. Sebenarnya muslim ibarat cermin bagi muslim yang lain.
Orang baik akan mendapati orang lain yang baik-baiknya saja. Namun sebaliknya orang yang tidak baik akan mendapati dan fokus kepada keburukan orang lain.
"When you judge another, you do not define them, you define yourself."
(Ketika engkau menilai seseorang, sebenarnya engkau bukan sedang menunjukkan siapa dia, melainkan justru siapa dirimu)
Sehingga tetap istiqomah untuk selalu berprasangka baik kepada semua orang, sampai kita akan lupa bagaimana caranya berburuk sangka terhadap orang lain.
No comments