Disebuah desa tinggalah seorang kakek yang memiliki peternakan dan Arloji antik yang merupakan peninggalan Ayahnya. Sudah turun temurun dan masih bertungsi dengan baik. kemana pun ia pergi selalu memakainya untuk mengenang jasa-jasa beliau.
Seperti biasa setelah sholat dhuhur sang kakek pergi ke gudang untuk mempersiapkan makanan untuk ternaknya. Tanpa sengaja Arloji yang dikenakan jatuh dalam tumpukan jerami.! Saking panik nya ia berusaha merogoh-rogoh jerami kesana kemari. Namun hasilnya pun nihil tanpa hasil.
Sang kakek pun lantas memanggil anak-anak muda yang berada disebrang jalan untuk membantu mencari Arloji. Maklum gudang milik sang kakek cukup luas, sehingga butuh lebih dari satu orang untuk mencarinya.
Tidak lama anak-anak muda pun datang untuk membantu mencari Arloji yang tertimbun ditumpukan jerami.
Setelah sekian lama mencari namun belum nampak ada hasil dan haripun menunjukkan waktu mendekati magrib maka pencarian Arloji dilanjutkan besok pagi. Akhirnya para pemuda itupun beranjak keluar gudang.
Sebelum sempat menutup pintu gudang, datanglah sosok laki-laki yang meminta izin untuk membantu mencari Arloji sebelum hari benar-benar semakin gelap. Setelah mendapatkan izin lelaki itupun masuk kedalam gudang sendiri.
Tidak begitu lama lelaki itu berada dalam gudang, Arloji antik itupun sudah berada dalam tangannya. Sang kakek pun senang sekaligus terheran-heran bagaimana ia bisa menemukannya dalam waktu singkat.?
"Aku tidak mencarinya. Melainkan hanya duduk tenang saja di tengah gudang, sampai suasana benar-benar hening. Maka pelan-pelan telingaku mendengar bunyi jarum arloji yang berdetik. Tinggal aku ikuti saja kemana arah sumber suara tersebut!"
Begitulah akhirnya sang kakek dapet menemukan arloji antiknya itu. Dari cerita tersebut kita dapat mengambil hikmahnya.
"Tatkala berada dalam keadaan terkena musibah, sudah wajar bersikap panik, buru-buru dalam menghadapinya dan mengambil sikap. Padahal kunci dalam menyelesaikan semua musibah adalah ketenangan dan kesabaran."
Perlu ketenangan maka terlebih dahulu berserah dirilah kepada Allah. Heningkan dulu pikiran kita dalam munajat kepada Nya. Bukan kah segala sesuatu yang menimpa kepada setiap hamba nya berada dalam genggaman dan kehendak Nya ?
Baik musibah tersebut berupa rezeki, keluarga, kesehatan, kebahagian, ataupun dalam hal apapun. Sehingga dalam keadaan panik, gelisah dan buru-buru mengambil sikap tidak akan menyelesaikan masalah bisa jadi malah memperkeruh masalah.
Inilah dia pesan yang sejak ribuan tahun silam telah difirmankan Allah dalam hadist Qudsi kepada Nabi Musa,
ما دمت لا ترى كنوزي قد نفدت فلا تغتم بسبب رزقك. ما دمت لا ترى زوال ملكي فلا ترج احدا غيري.
"Wahai Musa, selama engkau tidak melihat kekayaan-Ku habis, maka jangan takut atas sebab rezekimu! Dan selama engkau tidak melihat runtuhnya kerajaan-Ku, maka jangan pernah berharap pada selain Aku!"
No comments