Kemarin saya bersilahturahim kerumah saudara, yang berada di tanjung priok dan tanpa sengaja bertemu dengan teman SMP yang sudah hampir 3 tahun tidak bertemu, terakhir saat pernikahannya.
Kaget juga saya mendengar kabar bahwa rumah tangganya harus berhenti sampai disini. Apalagi saat diberitahu bahwa penyebab retaknya pernikahan mereka cuma karena hp. Astaghfirullah. Apakah dampak negatif dari hp sudah separah ini?
Jadi rupanya si suami amat kecanduan dengan bermain medsos. Ia seperti memiliki dunia alam sendiri, bayangkan sehari-harinya hanya bermain dengan hapenya, dimana istri meminta tolong untuk mengantarkan kerumah sakit untuk memeriksakan kandungannya ia tetap memelototi hapenya sambil berteriak untuk berangkat sendiri.
Jika hal yang sangat genting saja tidak mau ia gubris lagi, maka dapat diambil hikmahnya apa yang akan terjadi pada hal-hal yang tidak terlalu penting, tak pelak si Istri pun memilih untuk berpisah.
Setidaknya mari kita jadikan pelajaran untuk keluarga kita semua. Anggap cerita ini merupakan lampu kuning bagi pasangan suami istri yang masih sibuk memegang hape tatkala sudah berkumpul empat mata. Seolah-olah terdapat dinding pemisah diantara mereka.
Alangkah baiknya mulai dari sekarang kita koreksi diri apakah diri kita termasuk dalam kategori phubbing dalam rumah. Apakah didalam rumah baik dinding, meja kursi, ruangan makan atau ruangan keluarga terdapat layar hape?
Ingatlah bahwa kita adalah tuan bagi hape yang kita miliki, bukan sebaliknya kita diperbudak oleh hape yang kita miliki.
No comments