PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

ARTI SEBUAH TANGGUNG JAWAB (2)

Share:



Pada minggu kemarin saya berkunjung ke rumah salah satu rekan usaha saya, dalam penglihatan kedua anak sahabat saya begitu asyik dengan dunia gadget mereka.

Disela-sela obrolan saya dengan tuan rumah, pikiran saya tergelitik untuk melihat apa kiranya yang sedang dilakukan oleh kedua anak tersebut bersama gadgetnya. Rupanya si kakak yang duduk dikelas SD sedang asyik menonton pertandingan smack down, dimana para penggulat bebas untuk menendang, memukul,dan membanting lawan didalam ring.

Sedangkam si adik sedang melihat animasi game kekerasan, dimana tokoh utama mempunyai tugas untuk memukul para penjahat yang berada dipinggir jalan yang ramai dengan kendaraan, kena satu pukulan maka mereka akan terguling ke jalan raya dan akan tergilas oleh kendaraan. Lengkap dengan teriakan maupun ceceran darah sepanjang jalan, meskipun hanya sebuah animasi.

Sahabat.

Bisa dibayangkan anak-anak seusia tersebut sudah diberikan tontonan untuk membangkitkan nafsu, emosi kasar dan nafsu untuk menghabisi orang lain untuk menjadi juara.

Maka perlahan-lahan di dalam pikiran bawah sadar mereka akan terbentuk apa yang selama ini mereka lihat dan tonton. Prosesnya memang tidak langsung terlihat dan sebagai orang tua merasa baik-baik saja, akan tetapi lama-kelamaan jika sudah terbentuk pikiran sang anak maka akan jauh sulit untuk memperbaiki nya. 

Seperti pada video diatas semangka, buah pir atau mentimun. Selama ini kita menganggap buah tersebut akan selalu bulat, padahal sebenarnya mengikuti 'bingkai' yang kita bentuk.

Semangka bisa menjadi bentuk kotak, bentuk hati, bahkan bentuk tengkorak kepala jika sejak kecil dibingkai dengan cetakan khusus. Benar-benar gak nyangka! 

Sudah kewajiban orang tua untuk membimbing, mendidik dan mengajarkan anak, karena pikiran anak tidak selamanya selalu halus dan lembut  sebenarnya pola pikir mereka mengikuti informasi yang membingkai sejak kecil.


Pikiran bisa menjadi lembut, kasar, bijaksana atau egois tergantung sejak kecil dibingkai dengan informasi seperti apa? 

Sehingga, perhatikan dengan seksama dan bijaksana bingkai seperti apa yang akan orang tua berikan terhadap anak-anak kita. Jangan sampai menyesal setelah dewasa dan selalu menyalahkan si anak.

Mulailah dengan memberikan tontonan yang baik, memberikan filter terhadap teman bermain dan bergaul, memberikan buku bacaan yang positif dan jangan lupa selalu membiasakan si anak untuk sholat dan mengaji.

Mari sebagai orang tua mulai bersikap adil, serta memgembalikan kasih sayang anak-anak sebgaimana kita dulu juga menerimanya ketika kecil dari orang tua kita.

@secangkirTeh ^_^

No comments