Tatkala dirimu berada diatas, maka ada orang yang melihat dirimu terkesima, ada pula yang iri, ketahuilah keduanya sebenarnya buruk untuk dirimu. Tapi sudah menjadi konsekuensi bagi yang diatas.
Tatkala berada diatas, ada orang yang berusaha menarik dirimu untuk turun ataupun jatuh, adapula yang merelakan tangannya untuk engkau naiki supaya engkau berada diatas, anggaplah itu hal biasa karena semuanya haru kau terima.
Tatkala engaku diatas, kesalahan terkecilpun akan mudah dikenali, lebih terlihat, seolah -olah dosa dirimu lebih besar dari pada orang lain, namun tiap kebaikan terkecilpun bagi orang kecil tidak ada artinya akan mudah tersiar dan terlihat, dan menjadi inspirasi kebaikan bagi lainnya.
Tatkala engkau berada diatas, jatuhmu akan terasa lebih sakit, bunyinya pun akan terasa keras dan hinaan, cacian akan lebih membekas dan itu menandakan bahwa engkau benar-benar berada diatas.
Tatkala engkau berada diatas itu berarti bahwa engkau memilki sesuatu yang orang lain tidak dapatkan, pemandangan kanan kiri yang begitu indah dan mampu melihat jauh kedepan dengan cahaya yang lebih terang
Maka teruslah engkau tapaki langkah demi langkah supaya engkau semakin tinggi dan engkaupun akan semakin kecil. Dan pada akhirnya akan mencapai titik kesimpulan.
Bahwa keberadaan kita pada titik saat ini, bukan karena siapapun melainkan karena ingin dekat dengan Allah, menggapai cintaNya
Allah tak menaikan derajat sebab harta, tahta ataupun dunia. Tapi Allah menaikan derajat manusia tersebab ilmu, faqih dalam agama
Sekarang perhatikan sekitar lingkungan mengapa yang muda tapi tinggi derajatnya, namun yang tua tapi tendah derajatnya. Bukan hanya umur yang membedakan melainkan ilmunya, karena dengan ilmu baik harta, tahta ataupun dunia maka semuanya akan tergenggam dalam tangan.
Bagi mereka yang naik karena ilmunya, tidak akan pernah memperdulikan caci maki, hinaan kata-kata yang dibawah, sebab dia berada diatas untuk memberi bukan untuk membalas, untuk berbagi bukan mengumbar makian atau keburukan.
No comments