Seperti pohon apel
MasyaAllah! Begitu indahnya pohon apel ini.
Barangkali kita tidak akan setiap hari ataupun setiap bulan dapat melihat fenomena seperti gambar diatas. Dimana sebuah pohon apel hampir tidak memiliki daun namun perlahan-lahan berbuah puluhan buah apel merah yang nampak manis dan ranum.
Seumpama dapat berbicara, maka pohon-pohon yang lainnya akan merasa iri. Jangankan pohon, saya saja merasa iri dan takjub dengan pohon apel tersebut.
Bisa dibayangkan jika dalam kehidupan ini ada seaeorang yang jarang ataupun nyaris tidak berbicara, namun begitu ia mulai berbicara maka ucapannya penuh dengan ilmu dan hikmah yang mana setiap kata perkatanya tatkala diimplementasikan akan banyak perubahan untuk semua umat manusia
Inilah dia pesan yang disampaikan Rasulullah dalam sabdanya,
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.”
(Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)
Alangkah mulianya jika seorang muslim berbicara untuk hal-hal yang berguna, bermanfaat dan begitupun menulis untuk kemaslahatan manusia.
Sebenarnya apa yang kita sampai dan kita tulis merupakan sesuatu yang pernah kita dapatkan dari apa yang kita dengar maupun apa yang kita baca.
"Tengoklah sebuah teko! Apa yang keluar dari teko akan sesuai dengan air yang sebelumnya dimasukkan kedalamnya. " Itulah sebuah perupamaan
Sejatinya kita akan lebih cenderung menyukai dan mencintai hampir semuanya hal-hal yang tidak berguna. Dimana hal itu tanpa kita sadari menjadi sebuah kebiasaan semisal untuk melihat facebook, instgram, WhatsApp, dan sebagainya.
Maka tubuhpun akan menegeluarkan hormon endorfin. Hormon ini akan menimbulkan sensasi lega dan nyaman. Walaupun hanya sementara namun dorongan tersebut akan muncul kembali dan memaksa untuk melihat dan mengecek lagi sehingga mendapatkan rasa puas.
Jika hal ini dilakukan maka hari berganti minggu, bulan berganti tahun, jadilah kita kecanduan. Secara sengaja informasi yang akan diterima oleh otak akan disimpan entah itu baik ataupun tidak.
Maka jangan heran berawal dari sebatas penonton Karena tidak berhenti mulailah diri ini ikut andil menjadi pemain.
Mulai dengan menulis status, mulai berghibah, mulai mengeluh, mulai mencela dan berakhir dengan tulisan radikal.
Stop!!!!
Buktikan jika kita mampu selektif untuk mengisi, menerima informasi-informasi yang bermanfaat dan hanya menulis sesuatu yang bermanfaat, memotivasi saling mengingatkan yang lain dalam kebaikan.
Memang benar semua berhak menggunakan medsos dan tidak ada larangan untuk beriterakai di medsos. Alangkah lebih baik dan terpuji tatkala kita selaku muslim mampu bersikap bijaksana dalam beriteraksi.
Perumpamaan "sebuah pohon apel, tidak pernah berdaun, namun sekalinya muncul justru berbuah yang manis dan ranum yang memberikan rasa takjub untuk yang melihat dan memakannya."
No comments