Menjelang akhir ramadhan ini, istriku biasanya sangat sibuk berada didapur mempersiapkan kue-kue untuk lebaran.
Seperti tahun-tahun sebelumnya dalam adonan istriku selalu menambahkan madu ke dalam adonan. Tatkala saya tanya iapun berucap "agar manis nya alami seperti umi" 😊
Tanpa sengaja, ada sedikit madu yang tumpah ke lantai. Mungkin tidak banyak, kurang dari satu sendok. Namun kalo dibiarin terlalu lama tetap saja akan lengket. Apalagi ini madu dipanen langsung dibelakang rumah. Sudah pasti dijamin sangat lengket dan manis.
Untuk itu istriku segera mengambil pel basah untuk membersihkannya. Namun sebelum sempat melakukannya seekor semut hitam datang mendekat, kemudian mencicipi madu tersebut.
Setelah mencicipi, semut hitam itu lantas pergi menjauh, namun sebelum istriku sempat beranjak semut itu kembali dan mencicipi lagi. Bisa jadi ia belum kenyang atas nikmat madu tersebut, sampai akhirnya semut tersebut pergi.
Namun tanpa diduga, semut itu kembali lagi mendekati madunya! Apa yang terjadi? Mengapa ia tampak mondar-mandir sejak tadi? Akhirnya istriku memperhatikan tingkah laku semut hitam. Ia pun penasaran apa yang akan dilakukan sang semut.
Akhirnya terjawab sudah apa yang di inginkan oleh semut itu sebenarnya. Rupanya ia ingin menikmati lebih jauh lagi, dan menguasai seluruh madu tersebut dengan cara menerobos masuk kedalam gumpalan madu! Barangkali ia berpikir betapa beruntungnya jika ia berada ditengah-tengah makanan nikmat itu.
Namun apa daya, madu pekat itu menyelimuti seluruh tubuh semut tersebut hingga akhirnya sang semut mati ditengah-tengah gumpalan madu. Istriku pun yang masih berada disana dan memperhatikan kejadian itupun geleng-geleng kepala. Karena biasanya semut itu senang berbagi dengan sesamanya.
"Bukankah semut itu sudah cukup puas mencicipi madu tersebut berulang-ulang? Namun ia tamak dan menuruti hawa nafsunya. Maka jadilah ia tenggelam dalam kerakusannya sendiri."
Begitupun dunia ini. Nikmatnya ibarat "satu sendok madu". Bahkan Rasulullah mengumpamakan dunia lebih rendah nilainya daripada sayap nyamuk.
لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir.”
(Hadist Riwayat Tirmidzi)
Seyogyanya, selaku seorang muslim sepantasnya belajar dari perjalanan hidup semut hitam agar menjauhi sifat tamak, rakus, sombong . Karena sifat ini akan menjerumuskan diri sendiri.
Jangan lupa setiap harta yang kita miliki terdapat hak saudara kita sesama muslim, maka berbagi dengan mereka dengan mengeluarkan Zakat, Shodakoh, maupun Infak.
@secangkirTeh
No comments