Dosa itu ibarat sebuah ganja, makin lama makin ketagihan, namun aku berusaha untuk menyakinkanku bahwa ini dosa terakhirku, tidak akan ada dosa setelahnya, itu kuatnya mantra syaitan yang selalu membisikan di telinga dan aku pun terus tertipu olehnya.
Aku Sadar bahwa sesuatu yang melalaikan pasti akan menjauhkan diriku dari jalan yang seharusnya kulalui, tapi entah mengapa hal-hal remeh itu sangat menyenangkan namun tanpa kebahagian.
Meskipun dosaku banyak namun aku enggan beristiqhfar. Meski dosa ini tiap hari menggunung namun aku tak henti membuat yang baru. Dan aku semakin meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang hamba yang pasti akan dihisab.
Entah bagaimana jadinya hidupku bila Allah langsung memberi balasan didunia.
Jika satu kebaikan dibalas satu, satu dosa dibalas satu. Maka Sungguh diri ini tidak akan mampu punya kesempatan berdiri dihadapan ar-Rahmaan ar-Rahiim.
Tapi Allah Maha Pengampun dan Maha Besar. Sehingga diri seharusnya malu meminta ampunan setelah apa yang aku lakukan kepada Nya, mengabaikan, melalaikan bahkan meremehkan perintah dan larangan Nya.
Semakin bertambah rasa malu ini, dimana aku menemukan Tuhanku selalu menanti diri yang penuh dosa, dimana pun, kapanpun itu dan sejauh aku melangkah
Kalimat itu menghancurkanku. "Bila hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang aku". "Aku dekat". Sedekat itu hingga Tuhanku langsung berbicara padaku
Sekarang akupun bertanya pada hatiku.Sampai kapan engkau ingin begini? Sampai kapan engkau terus mengabaikan Tuhan yang tak henti-hentinya mencintai dan menyayangimu?
#Ramadhan
#Maghfirah
No comments