Menjadi Sebaik-Baik Umat; Penyeru Kebaikan
Banyak orang yang berperilaku baik tapi ada juga orang menyerukan kebaikan, Keduanya memiliki arti yang berbeda.
perilaku baik(shaleh/shalehah) mereka hanya melakukan kebaikan hanya sebatas untuk dirinya semata ¦ sedangkan penyeru kebaikan (muslih) mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan juga mengajak orang lain untuk berbuat baik
kebanyakan orang baik kerap dicinta dan disuka oleh segenap orang baik dilngkungan ataupun dalam masyarakat ¦ adapun penyeru kebaikan kerap sekali menghadapi pertentangan, hujatan bahkan sampai fisik menjadi sasaran olrh sebahagian manusia.
Kenapa bisa seperti itu? | mari kita tengok sejarah sebaik-baik manusia, rasulullah SAW.
Rasulullah sebelum diutus, beliau amat dicinta oleh kaumnya karena beliau adalah orang baik.
Namun tatkala Allah mengutusnya sebagai penyeru kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan stigma-stigma negatif; tukang sihir, pendusta, gila, pemecah-belah kaum, dan sebagainya.
Apa sebabnya?
Karena hakikatnya para penyeru kebaikan tengah "menyikat" batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan yang ada.
Itulah sebabnya mengapa Luqman menasihati anaknya agar BERSABAR tatkala melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan.
Wahai anakku, tegakkanlah sholat, perintahkan kebaikan, laranglah kemunkaran, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu.
Maka berkata seorang ahli ilmu, bahwa satu penyeru kebaikan lebih Allah cintai daripada ribuan orang-orang baik.
Tersebab melalui penyeru kebaikan itulah Allah menjaga umat ini | sedangkan orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri.
Maka ikhwah, jadilah PENYERU KEBAIKAN, jangan merasa puas hanya sebagai ORANG BAIK saja.
Akhukum, @rikinasrullah
No comments