Kucing hitam itu bukan hanya mengacak halaman, ia mencuri semua lauk pauk di dapur! Ikan goreng, ayam bakar, dan aneka seafood semua dihabisi. Keterlaluan!
Si gadis kesal, ia mengusir pergi kucing kumuh pencuri itu, sehingga si kucing berlari ke teras belakang dan sekali lagi ia menginjak barisan bunga-bunga di sana sebelum akhirnya keluar dari rumah itu sejauh-jauhnya.
Atas pengalaman hari ini, gadis kecil menulisnya dalam sebuah diary,
"Akan selalu aku ingat sifat kucing hitam! Masuk ke rumah dengan cara yang jahat, menghabiskan semua makanan, dan keluar dari rumah dengan cara yang jahat pula seperti ia masuk."
Keesokan harinya seekor kucing putih mengeong di depan pintu. Si gadis kecil terpesona dengan bulunya yang menggemaskan. Kucing itu dibawanya masuk, ia khawatir pasti pemiliknya sedang mencarinya. Lantas ia posting foto si kucing lucu tersebut dan diumumkan di media sosial miliknya.
Teman-teman si gadis berkunjung ke rumahnya karena tertarik ingin melihat kucing mungil itu. Rumah si gadis kini ramai dan menyenangkan. Ketika sore tiba, pemilik sebenarnya datang dan menjemput kucingnya. Sebagai ucapan terimakasih, si gadis diberinya hadiah yang indah.
Atas pengalaman hari ini, gadis kecil menulisnya lagi dalam sebuah diary,
"Akan selalu aku ingat sifat kucing putih! Masuk ke rumah dengan cara yang indah, memberi kebahagiaan seluruh anggota keluarga, dan keluar dari rumah dengan cara yang indah pula seperti ia masuk."
Begitulah kisah seorang gadis kecil dan dua ekor kucing. Bukan tanpa kebetulan, gadis itu melambangkan diri kita sendiri. Kucing hitam ibarat harta yang haram, sedangkan kucing putih perumpamaan dari harta yang halal.
Akankah selalu kita ingat sifat harta yang haram? Masuk ke rekening kita dengan cara yang jahat, menghabiskan semua keberkahan harta yang kita miliki, dan keluar dari rekening dengan cara yang jahat pula seperti ia masuk.
Sayangnya terkadang kita masih saja lupa! Demi mendapatkan sedikit keuntungan kita mengambil hak orang lain, memakan riba, menahan zakat dan sedekah, membohongi pelanggan, dan aneka usaha haram lainnya.
Tanpa kita sadari sedikit keuntungan haram itu menghabiskan keberkahan seluruh harta yang kita miliki. Habislah semua kekayaan dengan cara yang benar-benar tidak baik dan tidak kita sukai.
Bukankah telah datang peringatan dari Rasulullah,
ما خالطت الزكاة مالا قط إلا أهلكته
"Tidaklah ada orang yang menahan zakatnya kecuali perbuatannya itu justru membinasakan hartanya."
(Hadist Riwayat Asy-Syafi'i dan Bukhori dalam tarikhnya)
Berjanjilah kita selalu mengingat hal ini. Kemudian yang jauh lebih penting lagi akan selalu kita ingat sifat harta yang halal. Masuk ke rekening kita dengan cara yang indah, memberi kebahagiaan seluruh anggota keluarga, dan keluar dari rekening dengan cara yang indah pula seperti ia masuk.
Salam Hijrah.
@arafat
No comments