Semua bilang kalau cinta itu datang gak diduga-duga. Orang bisa jatuh cinta, kapan aja, dimana aja, sama siapa aja. Gitu katanya
Tapi kadang manusia itu suka kehilangan akal sehat kalau udah jatuh cinta, masalahnya ya karna manusia itu sendiri belum tau kalau sebenarnya syariatpun mengatur tentangnya
Ada yang bilang kalau nasihatin orang jatuh cinta itu susah, contohnya kayak ABG yanglagi suka sama temen lawan jenisnya terus terus terus sampai pacaran. Waktu baru jadian kayaknya dunia tu indaaaaah banget. Serasa dunia milik berdua, yang lainnya ngontrak. Kemana-mana bedua, sampai temennya yang selalu bareng-bareng sebelumnya dicuekin!
Pun dengan keluarganya, ibunya misalnya. Dari awal padahal udah ngingetin kalau pacaran itu gak boleh, tapi tetep aja dilanggar. Padahal yang sebenarnya mah bukan ibu atau ayahnya yang gak ngebolehin, tapi syariat
Pas putus? Nangis, galau, merana, ilang semangat daaan akhirnya balik lagi ke temen-temen dan keluarganya. Bagus sih, sadar. Gapapa banget kalau balik ke keluarganya, tapi yang masalah kalau waktu patah hati malah ngelampiasinnya ke hal-hal negatif lainnya. Sereeeem
Dari awal pembahasan itu sebenernya kita semua udah tau kalau sebenernya cinta itu fitrah, dia udah otomatis akan selalu ada dalam diri kita, dalam diri tiap manusia. Tapi kita juga harus tau bahwa segala sesuatu yang "ter-install" dalam diri manusia, semuanya telah di atur oleh syariat
So, jangan lupakan akal sehat waktu lagi jatuh cinta ya! hihihi
#CintaMembabuButa
Salah satu contoh #CintaMembabuButa ada dua orang yang sama-sama menunjukkan rasa ke kwatir anak namun mendapatkan respon yang berbeda.
Yang satu, ibu yang nunjukin kekhawatiran ke putrinya, "nak, kalau mau pergi mbok ya bilang sama ibu gitu... pergi sama siapa, mau kemana, sama siapa... ibu khawatir" tapi apa respondnya? "aku udah gede kali bu, kenapa harus laporan kalo mau kemana2" mirisnya, dengan nada menghentak
Yang satunya lagi, pacarnya yang nunjukkin kekhawatiran ke dia, kalo dipikir2 sih... gak perlu juga lah ya, eh perlu gak? ya... orang bukan siapa2 juga kaaan. Bedanya, kalo pacar yang bilang hal serupa, dia langsung nurut
Miris...
Ini yang namanya cinta yang salah. Padahal dari kecil yang menunjukkan rasa cinta itu ibu kita, tapi kenapa harus lebih "nurut" sama pacar yang sooner or later bakal ninggalin kita?
Salah satu kalimat yang lahir dari #CintaMembabuButa adalah “katanya pacaran haram, tapi kok banyak yang happy ending? Banyak yang akhirnya nikah sama pacarnya”
Kayaknya sih karna udah terlanjur nyaman, takut kehilangan, atau malah takut gak akan ada yang meminang kalau gak pacaran dulu?😣
Oke oke, sabar dulu mblo sabar...
Gini gini, kalau kita mau ke suatu tempat berarti kita udah harus tau jalannya dong? Atau minimal sekarang kita gunain gmaps sebagai petunjuk jalan supaya kita gak nyasar dan bisa sampai ke tempat tujuan kita
Ya pokoknya kita gak akan sampai di tempat tujuan kita kalau dari awal kita gak tau jalan untuk menuju kesana apalagi kalau ngambil jalannya salah
Gitu juga dengan pernikahan, secara kasat mata mungkin emang fine fine aja, tapi mungkin gak kita dapat pernikahan yang sakinah mawaddah wararahmah dunia akhirat tapi dari awal "arah" yang kita ambil udah salah? Yaaa dengan cara memulainya dengan pacaran
Walupun yang gak pacaran juga gak mulus-mulus amat, tapi inget: TUJUAN, tujuan pernikahan itu apasih? Kalau kita ya udah jelas menjalankan ibadah yakan, lah masa mau beribadah tapi caranya salah?
Ada yang setengah mati, bahkan mati-matian, tewas-tewasan, untuk dapetin cinta manusia, sampe segalanya dikorbankan, harta, kehormatan, bahkan kemuliaan, literally everything
Padahal yang ngasi dia semuanya bukan yang dikejer-kejer itu, nggak jarang malah cinta manis diawal, nyesel diakhir, ditambah nyesek, pedih, sakit menerima kenyataan dikhianati
Ya itu dia, problemnya, anak muda yang jatuh cinta itu tuli, semua nasihat dianggapnya dengki, disuruh putusin aja, ngaji dulu, bagi dia itu ujian cinta, ya namanya juga anak muda
Sementara Dzat yang memberi cinta diabaikan, disuruh untuk mengikuti aturan Allah dianggap nomor kesekian. Aturan-aturan-Nya dianggap remeh, dilanggar, terus pengennya nyari kebahagiaan dunia akhirat, mimpi kali ye
Semua pengen masuk surga, tapi nggak banyak yang mau jalanin. Persis kayak semua pengen bahagia, tapi jalan yang ditempuh maksiat, alih-alih bahagia, yang ada sengsara kini dan nanti
Yang ngasi cinta dalam diri kita itu Allah, harusnya kita yakin bahwa kebahagiaan mencintai itu akan hadir, kalau kita mau mencintai sesuai dengan aturan-Nya, sesuai cara-Nya
Dan pantas saja kita nggak pernah merasakan cinta abadi dan sejati, sebab semua itu baru bisa ada, kalau Allah sudah kita cintai lebih daripada yang lain, lebih dari apapun juga
Tapi kadang manusia itu suka kehilangan akal sehat kalau udah jatuh cinta, masalahnya ya karna manusia itu sendiri belum tau kalau sebenarnya syariatpun mengatur tentangnya
Ada yang bilang kalau nasihatin orang jatuh cinta itu susah, contohnya kayak ABG yanglagi suka sama temen lawan jenisnya terus terus terus sampai pacaran. Waktu baru jadian kayaknya dunia tu indaaaaah banget. Serasa dunia milik berdua, yang lainnya ngontrak. Kemana-mana bedua, sampai temennya yang selalu bareng-bareng sebelumnya dicuekin!
Pun dengan keluarganya, ibunya misalnya. Dari awal padahal udah ngingetin kalau pacaran itu gak boleh, tapi tetep aja dilanggar. Padahal yang sebenarnya mah bukan ibu atau ayahnya yang gak ngebolehin, tapi syariat
Pas putus? Nangis, galau, merana, ilang semangat daaan akhirnya balik lagi ke temen-temen dan keluarganya. Bagus sih, sadar. Gapapa banget kalau balik ke keluarganya, tapi yang masalah kalau waktu patah hati malah ngelampiasinnya ke hal-hal negatif lainnya. Sereeeem
Dari awal pembahasan itu sebenernya kita semua udah tau kalau sebenernya cinta itu fitrah, dia udah otomatis akan selalu ada dalam diri kita, dalam diri tiap manusia. Tapi kita juga harus tau bahwa segala sesuatu yang "ter-install" dalam diri manusia, semuanya telah di atur oleh syariat
So, jangan lupakan akal sehat waktu lagi jatuh cinta ya! hihihi
#CintaMembabuButa
Salah satu contoh #CintaMembabuButa ada dua orang yang sama-sama menunjukkan rasa ke kwatir anak namun mendapatkan respon yang berbeda.
Yang satu, ibu yang nunjukin kekhawatiran ke putrinya, "nak, kalau mau pergi mbok ya bilang sama ibu gitu... pergi sama siapa, mau kemana, sama siapa... ibu khawatir" tapi apa respondnya? "aku udah gede kali bu, kenapa harus laporan kalo mau kemana2" mirisnya, dengan nada menghentak
Yang satunya lagi, pacarnya yang nunjukkin kekhawatiran ke dia, kalo dipikir2 sih... gak perlu juga lah ya, eh perlu gak? ya... orang bukan siapa2 juga kaaan. Bedanya, kalo pacar yang bilang hal serupa, dia langsung nurut
Miris...
Ini yang namanya cinta yang salah. Padahal dari kecil yang menunjukkan rasa cinta itu ibu kita, tapi kenapa harus lebih "nurut" sama pacar yang sooner or later bakal ninggalin kita?
Salah satu kalimat yang lahir dari #CintaMembabuButa adalah “katanya pacaran haram, tapi kok banyak yang happy ending? Banyak yang akhirnya nikah sama pacarnya”
Kayaknya sih karna udah terlanjur nyaman, takut kehilangan, atau malah takut gak akan ada yang meminang kalau gak pacaran dulu?😣
Oke oke, sabar dulu mblo sabar...
Gini gini, kalau kita mau ke suatu tempat berarti kita udah harus tau jalannya dong? Atau minimal sekarang kita gunain gmaps sebagai petunjuk jalan supaya kita gak nyasar dan bisa sampai ke tempat tujuan kita
Ya pokoknya kita gak akan sampai di tempat tujuan kita kalau dari awal kita gak tau jalan untuk menuju kesana apalagi kalau ngambil jalannya salah
Gitu juga dengan pernikahan, secara kasat mata mungkin emang fine fine aja, tapi mungkin gak kita dapat pernikahan yang sakinah mawaddah wararahmah dunia akhirat tapi dari awal "arah" yang kita ambil udah salah? Yaaa dengan cara memulainya dengan pacaran
Walupun yang gak pacaran juga gak mulus-mulus amat, tapi inget: TUJUAN, tujuan pernikahan itu apasih? Kalau kita ya udah jelas menjalankan ibadah yakan, lah masa mau beribadah tapi caranya salah?
Ada yang setengah mati, bahkan mati-matian, tewas-tewasan, untuk dapetin cinta manusia, sampe segalanya dikorbankan, harta, kehormatan, bahkan kemuliaan, literally everything
Padahal yang ngasi dia semuanya bukan yang dikejer-kejer itu, nggak jarang malah cinta manis diawal, nyesel diakhir, ditambah nyesek, pedih, sakit menerima kenyataan dikhianati
Ya itu dia, problemnya, anak muda yang jatuh cinta itu tuli, semua nasihat dianggapnya dengki, disuruh putusin aja, ngaji dulu, bagi dia itu ujian cinta, ya namanya juga anak muda
Sementara Dzat yang memberi cinta diabaikan, disuruh untuk mengikuti aturan Allah dianggap nomor kesekian. Aturan-aturan-Nya dianggap remeh, dilanggar, terus pengennya nyari kebahagiaan dunia akhirat, mimpi kali ye
Semua pengen masuk surga, tapi nggak banyak yang mau jalanin. Persis kayak semua pengen bahagia, tapi jalan yang ditempuh maksiat, alih-alih bahagia, yang ada sengsara kini dan nanti
Yang ngasi cinta dalam diri kita itu Allah, harusnya kita yakin bahwa kebahagiaan mencintai itu akan hadir, kalau kita mau mencintai sesuai dengan aturan-Nya, sesuai cara-Nya
Dan pantas saja kita nggak pernah merasakan cinta abadi dan sejati, sebab semua itu baru bisa ada, kalau Allah sudah kita cintai lebih daripada yang lain, lebih dari apapun juga
No comments