Hari ini merupakan kunjungan saya ke kota yang penuh kenangan karawang, disebabkan dapat amanah dari keluarga besar mengenai saudara laki-laki yang akan menikah maka saya dapat tugas untuk menyampaikan pada keluarga besar karawang.
Seperti biasa jika berada disini selain silahturahmi maka saya akan keliling kota karawang, "Mengingatkan Neng" jangan salah sangka ya....
Tatkala berada dikota tidak disangka-sangka selalu ada saja pasar malam, mau tidak mau akhirnya kendaraan berhenti untuk mencari tempat parkir, sambil mencari makanan saya pun berkeliling area pasar malam, sejurus kemudian ada suara samar-samar yang memanggil.. tidak sangka ternyata ada teman lama sedang jalan-jalan juga.
akhirnya kami pun mencari tempat untuk duduk dan bercerita, sambil memesan martabak kami pun asyik mengobrol. tidak lama akhirnya teman menunjukan teman kita yang baru-baru ini sedang melakukan umroh.
"Umrah saja pakai selfie! Dasar tukang pamer, kelihatan sekali jika ibadahnya pingin dilihat orang!" ucapnya dengan ketus sambil menunjukan foto di Faceb**k
"Coba sini saya lihat?" Akhirnya saya juga penasaran ingin melihat seperti apa ia berselfie.
sambil menunggu martabak yang kami pesan matang, kami pun asyik dalam obrolan.
"coba lihat ini Kang, waktu didalam bus foto, dibandara foto, kemudian di mekkah foto dan dimadinah pun selfie"
"Tampaknya foto-fotonya biasa saja siy kang tidak ada yang aneh, sama dengan foto-foto yang lain waktu berada direstoran, mall. namanya juga medsos. Lantas kenapa Abang punya pemikiran kalo dia pamer?"
"Namanya juga ibadah kok ya masih sempat-sempatnya upload foto-foto, kalo namanya bukan pamer apa namanya?"
Sebenarnya saya senang melihat tukang martabak sedang membuat lembaran-lembaran adonan di wajan yang besar waktu melayang diudara dan jatuh di wajannya, Namun saat ini saya nampaknya terbawa suasana untuk ngobrol serius bersama teman lama.
"Barangkali ia sedang ingin memberitahukan keluarganya mengenai keberadaannya sehingga tidak akan kwatir, atau mungkin sedang memberikan motivasi teman-temannya yang sudah memiliki harta untuk segera haji dan umrah, atau mungkin saat ia berada disana mengalami musibah namun tidak ingin keluarga di indonesia kwatir."
Lantas teman pun mangut-mangut.
"Benar kang, banyak sekali kemungkinan dari foto-foto itu."
Di iringi suara berisik wajan beradu dengan spatula mulai terdengar ditelinga. menandakan abang martabak sudah mulai memasak martabak telor diatas minyak panas.
"Terlalu banyak sekali kemungkinan yang baik mengenai foto-foto tersebut! Lantas kenapa kita harus menghakimi dia sedang pamer atau riya?"
"Astaghfirullah, Menurut Akang saya itu sedang menghakimi saudara kita ya?"
"La menurut Abang sendiri, sudah yakin benarkah bahwa teman kita itu tujuannya pamer? Bukannya hanya Allah yang mengetahui isi dari setiap hamba-hambanya? Jika hanya praduga saja kalo bukan menghakimi kira-kira namanya?"
"Astaghfirullah, saya ngerti sekarang Kang"
"Barangkali kita mengingat pesan dari baginda Nabi Muhammad saw, Mukmin itu cermin bagi mukmin yang lain. Jadi apa yang kita lihat dari orang lain dapat mencerminkan diri kita sendiri. Tatkala kita menilai orang lain sedang pamer, tandanya kita sedang iri dan sedang menampilkan sifat riya diri sendiri." itu pesan junjunan Nabi kita yang bilang. Makanya alangkah lebih baik jika selalu berpikir positif karena sama-sama berpikir.
"Terima kasih Kang, dapat ilmu baru lagi sering-sering main ke karawang biar kita bisa sharing ilmu."
Hayuk bang kita cicipin martabaknya rasanya dah lama sekali moment ini terulang kembali.
Terkadang hikmah bisa berada di mana saja, tidak harus di mushola atau masjid bahkan di pasar malam tukang martabak pun bisa.
Baca : Karawang penuh kenangan
Ikutin channel telegram kami di:
https://t.me/moeslemdays
No comments