PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

KOPI DAN SUSU PANAS

Share:


Agenda pagi hari ini adalah berkunjung kerumah Saudara yang berada di sumedang, sebelum berangkat kita sekeluarga dihidangkan kopi dan susu panas.

Tatkala segelas kopi dan susu panas telah siap, maka janganlah langsung ditenguk sekali maka akan terasa sakit dimulut. Tunggulah beberapa menit, dari pada lidah kita terasa melepuh. Seorang penikmat kopi dan susu pasti sudah paham betul waktu yang tepat untuk meneguknya.

Segelas kopi panas yang selesai dibuat tidak akan bisa langsung diminum.

Sesederhana ini pula seharusnya kita memandang dan memaknai setiap kejadian yang menimpa (kesalahan/ peristiwa). Jangan seketika dan buru-buru ditegur. Ketahuilah orang tersebut pun sudah cukup menderita dengan kejadian kecerobohan yang telah dilakukan.

Ketika anak kita mengalami kesalahan, janganlah terburu-buru mengkritik, semisal: Anak jatuh dilantai "  Ayah bilang apa, sudah tahu licin masih saja lari-lari!"

Ketika suami sedang mengalami kerugian dalam menjalankan usahanya, bukan saat tepat menunjuk-nunjuk mukanya, "Seharusnya begini saat mengambil keputusan jadi begini jadinya!"

Barangkali masih banyak lagi contoh-contoh sehari-hari yang terucap secara spontan, seolah-olah kita menjadi pengkritik yang paling hebat dan "pemecah" solusi handal.

"Rasakan akibatnya sekarang! Gak dengar omongan mama sih!"

"Masa gitu aja gak tahu? Mestinya tanya dulu kalau gak tahu!"

"Sudah dibilang berkali-kali tetap gak percaya. Beginilah akibatnya!"

Benar sekali apa yang disampaikan Sahabat Ibnu Mas’ud berikut,

“Sesungguhnya adakalanya hati bersemangat dan mudah menerima, dan adakalanya hati lesu dan mudah menolak. Maka ajaklah hati saat dia bersemangat dan mudah menerima dan tinggalkanlah saat dia lemah dan mudah menolak.”

Seyogyanya daripada menyalahkan lebih baik menawarkan solusi dan jalan terbaik. Bisa jadi menawarkan bantuan yang bisa kita lakukan untuk menolongnya. Dari pada menambah permasalahan dengan menyalahkan. Cobalah temani dan bersikap untuk ikut mencari solusi atas apa yang menimpa.

Sepatutnya kita menjaga sikap empathy dalam ucapan kita. Jaman NOW sudah hampir hilang dari kaum muslimin/ah sikap empati ini yang merupakan harta yang hilang.

Jika untuk meminum kopi dan susu panas perlu waktu yang tepat, maka lebih-lebih lagi untuk memberikan nasihat pada orang lain. Karena masih ada hati yang melekat didalam raga.


@sumedang
#SecangkirKopi
#SecangkirSusu

No comments