Bismillahirrohmanirrohim.
Seseorang datang kepada Al-Imam Ghazali untuk bertanya suatu masalah,
"Wahai Tuan Imam, bagaimanakah hukumnya kalau ada orang yang meninggalkan shalat?"
"Hukumnya adalah, kau harus membujuk dan mengajaknya ke masjid!"
Jawaban Hujjatul Islam ini sangat padat dan berisi. Bukannya memberi jawaban sesuai dugaan si penanya, Jika orang yang meninggalkan SHOLAT adalah dosa besar, atau fasik.
Ternyata beliau memberikan jawaban yang sangat cerdas dan membuka ladang amal buat penanya, supaya tidak mencari atau menghakimi orang lain, tetapi jadilah bagian dari sebuah solusi atas masalah mereka.
Saya teringat pada suatu hari, ketika naik kendaraan umum tanpa sengaja sopirnya mengerem mendadak dan didepannya ada driver OJOL, bukannya minta maaf malah Ia turun dan menyalahkan driver OJOL.
Bahkan saat saya hendak memberi saran untuk solusi ini, sang sopir semakin memberikan kata-kata yang sangat kasar dan akhirnya teman-teman driver OJOL datang untuk membantu temannya.
Sadarlah saya, bahwa sebenarnya beliau bukan mau mencari solusi. Melainkan hanya mau menuangkan rasa kekesalan dan kebencian terhadap OJOL saja. Karena dengan banyak nya OJOL pendapatan mereka semakin berkurang.
Pada lain waktu, ada cerita ketika seseorang mengadukan perbuatan salah satu anggota keluarganya yang sudah diluar batas adab dan akhlak dalam agama islam.
Atas cerita dan kejadian ini maka secara spontan saya memberikan masukan dan pertimbangan yang sekiranya dapat ditempuh untuk solusi. Namun tidak disangka masukan dan saran tersebut tidak ditanggapi, melainkan beliau semakin sibuk mencari aib dan menghakimi salah satu anggotanya ini. Sekali lagi saya pun undur diri.
Untuk sebagian orang masih lebih manis rasanya membicarakan aib saudaranya sendiri, aib tetangganya daripada untuk mencarikan jalan keluar terbaik untuk mereka. Rupanya keinginan untuk memperbaiki saudaranya hanya basa-basi belaka.
Oleh karena itu mari kita belajar dari jawaban Al-Imam Ghazali di atas. Bahwasanya tatkala melihat atau mendengar sesuatu yang tidak pantas ataupun kurang tepat terhadap Saudara muslim kita, bukan dengan menambah-nambah ataupun mengurangi gunjingan mereka.
Seyogyanya pikirkanlah bagaimana memberikan solusi dan mereka terbebas dari perbuatannya itu, karena kita sebagai umat islam adalah saudara yang memiliki hak untuk dicintai bukan hanya urusan akhirat saja melainkan juga urusan dunia.
وَلاَ يَغْتِبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَحِيْمٌ
“Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertakwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih.”
(Surat Al Hujurat :12)
No comments