PROPERTY SOLO

PROPERTY SOLO

DONGENG BUDI PEKERTI

Share:

Pada suatu hari, tersebutlah seekor gajah yang sedang berendam di sungai yang jernih. Gajah itu begitu asyiknya mandi ditemani gemericik air yang mengalun bagai irama biola. Layaknya sungai yang berada di tengah hutan belantara, airnya dingin dan segar.

Setelah puas membersihkan badannya, sang gajah pun beranjak dari sungai. Tampaklah postur badan yang besar, kekar, dan tentu saja bersih tanpa kotoran. Memang sungguh perkasa penampilan gajah tersebut.

Sang gajah kemudian berjalan menuju jembatan. Ketika hendak melintasinya, ia melihat di ujung jembatan seekor babi hutan yang kotor. Tampak seperti baru saja berendam dalam kolam lumpur. Si babi hutan juga ingin menyeberangi jembatan yang sama.

Apa yang terjadi berikutnya? Ternyata sang gajah menunggu beberapa saat sampai babi hutan itu lewat dari arah berlawanan, barulah kemudian ia bergantian yang berjalan di atas jembatan tersebut.

Melihat pemandangan ini si babi hutan berkata dengan congkak dalam hatinya,

"Lihatlah betapa hebatnya diriku, gajah sebesar itu saja takut sampai ia rela menunggu dan memberi jalan untukku!"

Adapun sang gajah sendiri ia juga membatin dalam hatinya,

"Aku mudah saja menginjak si babi hutan dengan satu kakiku. Tetapi aku hanya tidak mau mengotori tubuhku yang bersih ini dengan lumpur yang menempel di badannya."

Nah begitulah dongeng tentang gajah dan babi hutan. Sejatinya dongeng ini untuk anak-anak mengajarkan budi pekerti agar selalu rendah hati kepada sesama.

Tetapi bagi orang dewasa, dongeng ini mengandung pelajaran tentang akhlak yang ditunjukkan orang-orang yang berjiwa besar. Mereka tidak pernah mengindahkan sikap-sikap negatif dari para pembenci yang ditujukan padanya. Sebab membalas perbuatan tidak baik, hanya akan mengotori hati mereka sendiri. 

sumber @Arafat

No comments