Beberapa waktu yang lalu saya memberikan pelatihan mengenai sikap kerja
disebuah hotel berbintang lima di Singapura. Salah satu peserta
pelatihan adalah Pak Lim, seorang pria berusia 60 tahunan yang bekerja
di hotel tersebut. Bagi saya pekerjaan sehari-hari Pak Lim sangatlah
monoton dan membosankan. Setiap hari, dengan membawa sebuah daftar, dia
mengecek engsel pintu setiap kamar hotel.
Saya akan menceritakan sedikit bagaimana tugas Pak Lim sebenarnya.
Pak Lim memulai rangkaian tugasnya dengan mengecek engsel pintu pintu kamar 1001 dan memastikan bahwa engsel dan fungsi kunci pintu berfungsi dengan baik. Pengecekan yang dilakukannya bukanlah pengecekan "seadanya", namun pengecekan yang saksama di setiap engsel dan memastikan bahwa setiap pintu bisa dibuka-tutup tanpa masalah. Untuk mengecek satu pintu saja, Pak Lim berulang kali membukan dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Barulah setelah puas, dia memberi paraf pada daftar yang dibawanya dan mengecek pintu kamar berikutnya, kamar 1002, dia melakukan hal yang sama, begitu seterusnya. Dalam sehari, Pak Lim bisa mengecek pintu 30 kamar.
Pak Lim memulai rangkaian tugasnya dengan mengecek engsel pintu pintu kamar 1001 dan memastikan bahwa engsel dan fungsi kunci pintu berfungsi dengan baik. Pengecekan yang dilakukannya bukanlah pengecekan "seadanya", namun pengecekan yang saksama di setiap engsel dan memastikan bahwa setiap pintu bisa dibuka-tutup tanpa masalah. Untuk mengecek satu pintu saja, Pak Lim berulang kali membukan dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Barulah setelah puas, dia memberi paraf pada daftar yang dibawanya dan mengecek pintu kamar berikutnya, kamar 1002, dia melakukan hal yang sama, begitu seterusnya. Dalam sehari, Pak Lim bisa mengecek pintu 30 kamar.
Anda tentu bertanya, berapa hari waktu yang dibutuhkan Pak Lim untuk
mengecek pintu semua kamar di hotel itu. kurang lebih sebulan! Tidak
mengejutkan sebenarnya karena hotel berbintang lima ini memiliki sekitar
600 kamar.
Tugas pengecekan Pak Lim dapat diibaratkan sebagai lingkaran. Setelah
pintu kamar terakhir selesai dicek, Pak Lim akan kembali lagi ke kamar
pertama, kamar 1001. Rangkaian tugas ini terus berjalan seperti itu,
dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun demi tahun. Pekerjaan semaca
ini jelas merupakan pekerjaan monoton, tanpa variasi dan membosankan!
saya sendiri tidak habis pikir, bagaimana mungkin Pak Lim masih bisa
cermat dan teliti mengecek setiap engsel pintu dalam menjalani tugas
yang membosankan ini. saya membayangkan, seandainya saya sendiri yang
diminta melakukan hal semacam ini, mungkin saya akan memeriksa setiap
engsel sekedarnya saja.
Karena sangat penasaran, suatu hari saya bertanya kepada Pak Lim apa
yang sebenarnya membuatnya begitu tekun menjalani pekerjaan rutin itu.Jawabannya sungguh diluar dugaan saya.
Dia mengatakan," James, dari pertanyaan Anda, saya bisa menyimpulkan bahwa Anda tidak mengerti pekerjaan saya. Pekerjaan saya bukan sekedar memeriksa engsel, tetapi lebih dari itu. Begini. Tamu-tamu kami di hotel berbintang lima ini jelas bukan orang sembarangan. mereka biasanya adalah Kepala Keluarga, CEO sebuah perusahaan, Direktur atau Manajer Senior. Dan saya tahu mereka semua jelas bertanggung jawab atas kehidupan keluarga mereka, dan juga banyak karyawan dibawahnya yang jumlahnya mungkin 20 orang, 100 atau bahkan ribuan orang.
"Nah, kalau sesuatu yang buruk terjadi di hotel ini, misalnya saja
kebakaran dan pintu tidak bisa dibuka karena engselnya rusak, mereka
bisa meninggal didalam kamar. akibatnya bisa Anda bayangkan, pasti
sangat mengerikan, bukan hanya untuk reputasi hotel ini, tetapi juga
bagi keluarga mereka, karyawan yang berada dibawah tanggungan mereka.
Keluarga mereka akan kehilangan sosok Kepala Keluarga yang menafkahi
mereka dan karyawan mereka akan kehilangan sorang pimpinan senior yang
bisa jadi mengganggu kelancaran perusahaan. Sekarang Anda mungkin dapat
mengerti bahwa tugas saya bukan sekedar memeriksa engsel, tapi
menyelamatkan Kepala Keluarga dan Pimpinan unit bisnis sebuah
perusahaan. Jadi, jangan meremehkan tugas saya."
Saya benar-benar terperangah mendengar penjelasan panjang lebar Pak Lim. Dari situlah saya mengerti bahwa jika
seseorang tahu benar makna dibalik pekerjaannya, dia akan melakukan
pekerjaannya dengan bangga, dengan senang hati, dengan penuh tanggung
jawab. Sebaliknya, seandainya saja Pak Lim tidak mengerti makna pekerjaannya, dia akan mengatakan bahwa tugasnya hanya sebagai tukang periksa engsel.
Sekarang, coba tanyakan pada diri sendiri.
Apakah anda tahu benar makna dibalik pekerjaan Anda?
Katakanlah
Anda adalah seorang Staff, Kepala Bagian, Manajer unit bisnis, Kadiv,
apakah Anda tahu makna dibalik pekerjaan anda sebagai seorang Staff,
Kepala Bagian , Manajer
atau Kadiv ?
atau Kadiv ?
Ingatlah bahwa jika seorang tahu makna
pekerjaannya, maka dia pasti akan melakukan pekerjaan dengan rasa
bangga, dan yang terpenting, dia akan membuat pekerjaannya penuh arti,
bagi dirinya, bagi keluarganya dan bagi perusahaannya.
by James Gwee
No comments