TAAT ITU PADA KATA PERTAMA
"Wis gak usah kerja jauh-jauh kalo untuk cari rejeki disini juga bisa terpenuhi dan tercukupi"itulah jawaban setiap meminta izin kepada Ibu tatkala hendak kerja berjauhan tempatnya, kurang lebih demikian.
"Bu, hari ini saya dapat panggilan kerja ke kalimantan, lumayan besar gajinya bisa buat memenuhi kebutuhan dan bisa beli kendaraan, rumah dsb.
Tetapi begitulah seharusnya kita dalam urusan memenuhi permintaan orang tua. Prinsipnya iya saja dulu, pusingnya belakangan nanti kan bisa dipikirkan sendiri jalan keluarnya. Hehehe. Permintaan ibu yang paling ringan selalu lebih didahulukan dari urusan pribadi yang paling penting.
Apalagi "hanya" urusan pekerjaan. Saat kita menunda dengan halus permintaan ibu, mungkin pekerjaan/bisnis kita selamat. Tetapi hidup kita yang hancur. Saudara pilih mana?
Sebenarnya ibu bisa memaklumi dan sama sekali tidak ada masalah jika saya sampaikan dengan memberikan penjelasan dan alasan yang baik.
Tetapi saya sedang belajar untuk mentaati orang tua "sejak kata pertama" karena KEBERKAHAN Allah ada pada kata pertama bukan hanya wujud nilai atau besarnya.
Pada hari pertemuan Nabi Yusuf dengan ayahnya, beliau begitu sibuk melayani rakyat yang mengantri bahan makanan, sehingga panggilan pertama ayahnya tidak terdengar. Begitu sang ayah memanggil untuk kedua kalinya, barulah Nabi Yusuf menoleh dan menyadari ayahnya sudah hadir sejak tadi.
Ayahnya pun memaklumi dan sama sekali tidak ada masalah. Walaupun begitu atas kejadian ini, Allah tetap memberi teguran kepada Nabi Yusuf.
Bentuk teguran tersebut tidak main-main, yaitu terputusnya jalur kenabian untuk anak dan cucu Nabi Yusuf. Padahal beliau seorang Nabi, ayahnya Nabi Yakub, kakeknya Nabi Ishak, Kakek buyutnya Nabi Ibrahim.
Jadi, mari kita sama-sama belajar untuk mentaati orang tua sejak kata pertama untuk mendapatkan kemulian dan keberkahan hidup.
Salam Hijrah.
No comments